Monday, November 21, 2011

Goresan Tinta Cinta Dalam Hidupku

         Aku berjalan sambil bernyanyi-nyanyi kecil disepanjang jalan menuju Sekolahku, sesampainya disekolahku aku bertemu dengan teman-teman dan juga guru-guru tercintaku. Sewaktu aku dan teman-teman sedang mengobrol diluar, obrolan kami terhenti setelah mendengar suara bel berbunyi dan tanpa aba-aba kamipun langsung membubarkan diri untuk menuju kelas masing-masing. Setelah masuk kelas lalu kami di absen 1per satu, dan akhirnya namaku di panggil. “Aldina Sepia” itulah namaku, tetapi teman-temanku biasa memanggilku dengan sebutan Nana. Aku termasuk anak yg aktif dikelas, karena aku itu cerewet jadi teman-teman dan gurupun lebih gampang mengenalku. Sekarang adalah waktu istirahat, aku duduk melamun di depan kelas tetapi tiba-tiba ada salah satu suara teman lelaki yg mengagetkanku. Dia bernama Denis, dan dia berkata “Nana ngapain ngelamun.?? Mikirin aku yaah.??” Aku menatap kearahnya dan berkata “Apaan sih kamu ganggu orang aja, pergi sana.!!” Usirku. Teman-temanku yg melihat kejadian itu langsung menghampiriku dan  berkata “ ihh kamu bodoh banget sih, udah tau Denis itu suka sama kamu. Kamu kok dingin banget, peka dong Naa.. Kamu itu udah waktunya membuka hati, jangan judes gitu sama cowok.” “ihh apaan sih kalian, jelas-jelas Denis itu bercanda. Denisnya juga gak apa-apa aku gituin, kenapa kalian yang sewot.” Ujarku,sambil bergegas meninggalkan mereka dan masuk ke kelas.
          Besoknya, aku menyebarkan undangan pesta perayaan hari ulang tahunku. Dan aku mengundang semua teman sekelasku tanpa terkecuali, dan akupun sudah tidak sabar ingin segera besok. Nah, hari ini tiba saatnya aku untuk bersiap menyambut semua temanku. Untungnya semua temanku datang tanpa terkecuali, dan sekarang tibalah saatnya potong kue dan aku harus memberikan potongan kue pertama kpd orang yg spesial. Dan aku mencoba memberikan kue itu kpd mamah, tapi sialnya kakakku malah mengambil kue yg ada di tanganku da memberikannya kpd Denis. Setelah acara potong kue selesai, kemudian dilanjutkan dg acara hiburan dan akhirnya acaranya selesai juga. Dan besoknya ketika aku sedang berada di kelas, Denis yg sedang bersama kedua sahabatnya yg biasa di sebut D2A (Denis,Afdil,Admi) kemudian melihatku dan akhirnya Denis menghampiri bangkuku dan dia berkata “ Na,nanti pulang sekolah aku mau ngobrol bentar ma kamu.?? Gimana.?? Kamu bisa.??” “Ngobrol apaan sih.?? Kan bisa sekarang juga, ya udah omongin sekarang aja.” Balasku. “ aduuh na gak bisa disini dongg. Nanti yah jngn dulu pulang..” ujarnya. “iya..iya..deh tapi jangan lama-lama yah..” ucapku. “okk, siip” balasnya. Akhirnya bel pulangpun berbunyi, dan akupun segera bersiap pulang tetapi pada waktu di depan pintu kelas, terdapat sudah ada Denis yang segera mengajakku ke halaman sekolah. Dan tepat pada waktu itu Denis mengucapakan bahwa dia menyukaiku dan mengharapkanku untuk menerima dia sebagai kekasihku. Tetapi aku  bingung, dan aku meminta waktu 3 hari untuk memikirkannya masak-masak.
          Setelah 2 hari berlalu, dan tibalah hari ini pada hari ketiga, dan sekarang akupun masih bingung harus menjawab apa. Tetapi teman-temanku meyakinkanku bahwa Denis adalah pria yg baik apalagi denis termasuk pria faporit di sekolahku. Akhirnya dengan segala pertimbangan akupun memutuskan untuk menerima Denis sbg kekasihku, akupun menunggu denis menanyakan kembali keputusanku. Tetapi sepulang sekolah Denis disuruh pulang cepat karena neneknya sakit, dan akhirnya salah satu sahabatnya Denis yang bernama Afdil menghampiriku ketika aku pulang sekolah dan dia berkata “ Na gimana.?” “Gimana apanya Dil.?”tanyaku. “jawabanmu,,” ucapnya. “ohh buat Denis.?? Ya aku mau.”jawabku. “Bukan buat Denis tapi buat aku.?”tanyanya lagi. “Maksudmu apa dil.?” Tanyaku lagi,heran. “Na, sebenarnya aku itu suka sama kamu udah lama tapi aku baru bisa ungkapinnya sekarang.” Paparnya lembut. Aku bengong sejenak, didalam benakku terbayang bahwa Afdil adalah pria yang amat aku idolakan untuk jadi kekasihku. Tetapa rasa itu ada 2 tahun yang lalu, sedangkan sekarang aku udah gak ada perasaan lagi sama dia. Didalam hati aku berkata “kenapa kamu telat ngucapin kalimat itu Dil.? Kalimat itu adalah kalimat yg paling ingin aku dengar 2 tahun yg lalu, tapi sekarng itu semua telat  Dil..” namun lamunanku terhenti ketika mendengar suara Afdil yg berkata “Na, kenapa kamu melamun.? Apa jawabannya.?” “aku gak tau Dil.. Aku bingung..” ucapku sambil berlari meninggalkan Afdil. Akhirnya aku sampai di rumah dan setelah iktu aku ada acara keluaraga, tetapi sewaktu pulang, aku dikejutkan dengan sepucuk surat yang dipegang keponakanku. Ketikqa aku tanya surat itu dari siapa.? Keponakkanku hanya menjawab dari kakak ganteng. Setelah aku baca isi surat itu ternyata isinya adalah sebuah puisi cinta yg romantis, dan ungkapan isi hati bahwa dia menyayangiku. Tapi anehnya di surat itu tdk ditulis siapa pengirimnya. Tetapi setelah ku cari dengan teliti, ternyata dibelakang surat tersebut terdpt nama Afdil yg ditulis kecil. Setelah membaca surat itu aku bingung, karena aku harus memilih antara 2 sahabat yg sangat dekat. Namun setelah lama aku merenung dan berfikir, akhirnya aku mendapatkan solusi yg mungkin baik bagi kita semua.
          Besoknya kegiatan disekolah berjalan seperti biasa, dan aku tdk melihat gelagat berbeda yg diperlihatkan Denis dan Afdil. Nah, ketika aku mengobrol gengan seorang temanku yg bernama Santi akhirnya akupun tau kalau santi sangat menyukai Afdil. Santi itu anak yg berparas lusu dan bertubuh imut, kulitnyapun putih dan diapun lumayan pintar. Nah, dari sana lah aku berniat menjodohkan Afdil dgn santi. Ketika aku sedang duduk, tiba-tiba Afdil menghampiriku dan menanyakan keputusanku? Lalu aku menoleh ke arah Denis dan Denispun tersenyum tanpa rasa curiga karena dia tidak tau kalau Afdil menyukaiku karena hanya kami berdua dan mungkin keponakkanku yg mengetahuinya. Dan aku berkata kpda Afdil “ afdil kalau kamu suka sama aku, kamu harus bilang kalau kamu suka sama santi.” Dengan bingung Afdil menjawab “ maksudnya.??” Aku sambil tersenyum menjawab dan meminta Afdil untuk menjawab pertanyaan jebakanku,dan akhirnya Afdilpun berkata “ iya...iya demi kamu aku mau deh.” Dan akhirnya mereka dijodohkan dan akupun menyuruhnya untuk PDKT, Afdilpun tdk menolak karena dia tau kalau aku lebih memilih sahabatnya. Dan pada waktu bersamaan setelah itu, Denis menanyakan keputusanku. Dan akhirnya aku pun menerima denis sebagai kekasihku, dan kami pun resmi berpacaran pda waktu itu. Namun tidak disangka dan diduga tidak lama setelah aku dan denis berpacaran, terdengar kabar bahwa Afdil dan Santi telah resmi berpacaran.
          Sungguh, mendengar berita itu membuatku bahagia sekaligus terkejut. Dan setelah Afdil dan Santi jadian, kami sering mengadakan double date. Rasanya bahagia sekali bisa melihat Afdil dan Santi bahagia, ternyata mereka lebih bisa menjalin hubungan dengan baik dibanding aku sama Denis. Tapi kami selalu bersama-sama apabila makan bareng, tempatnya ditentuin bareng. Sebenarnya awalnya aku takut kalau Afdil hanya ingin menjadikan Sinta pelampiasan, tetapi aku benar-benar salah karena Afdil memang benar-benar menyayangi Santi. Tidak disangka semua ini bisa terjadi, karena saya bisa jadi mak comblang antara Afdil dan Santi. Aku senang apabila sedang bersama Denis, namun ketika kami sedang double date dengan Afdil dan Santi, ketika aku melihat wajah Afdil aku memang tidak menyangka kalau dia dulu pernah mengucapkan sayang padaku dan sahabatnya alias Denis yg sekarang sudah menjadi kekasihku tidak pernah tau sampai sekarang. Biarkanlah kisah aku yg pernah terjadi dg Afdil yg bagaikan kilat itu menjadi sebuah anugrah, karena akibat kejadian itu sekarang Afdil bisa menemukan kebahagiaan bersama Santi. Ohh cinta, memang kamu itu tidak dpt ditebak. Terima kasih karena sudah memberi kebahagiaan kepada aku, Denis. Afdil, Dan Santi. Biarlah kisah misteriku dg Afdil, hanya kami berdua yg tau. Dan sampai sekarangpun Denis dan Santi tdk tau tentang kejadian itu, aku selalu sayang kalian terutama Denis kekasihku. Cinta adalah anugerah terindah bagiku dalam kehidupanku, dan dpt menjadi sebagai obor penerang dalam kegelapan malam yg gulita juga sebagai penyemangat hidupku dalam mengejar prestasi.







No comments:

Post a Comment